Riska Penjaga Warnet Seksi - Lendir Meki
Responsive Ads Here

Breaking

Home Top Ad

 


Post Top Ad

MejaQQ

Sabtu, 12 September 2020

Riska Penjaga Warnet Seksi

Mejaqq  :  Cerita pertama Saya tentang hubungan Saya dengan karyawan Operator warnet Saya yang bernama Riska. Dia masih kuliah, dan saat itu Ia sudah semester 7. Karena merasa kekurangan untuk mencukupi hidup sehari-hari Dia Sambil bekerja part-time di warnetku. Kami cukup dekat, dan tidak jarang kami melakukan hubungan badan. Meski begitu, Kami tidak menjalin hubungan khusus, karena Aku sudah memiliki Kekasih sendiri diluar kota.

Hanya saja Riska yang sepertinya benar-benar cinta kepadaku, sedangkan Aku hanya butuh tubuhnya untuk pelampiasan nafsuku saja.Riska berdarah campuran Jawa dan Tionghoa, Kulitnya agak coklat karena Ia sering beraktifitas diluar, tetapi bagian dalam tubuhnya masih sangat putih & mulus. Memiliki paras yang bisa dibilang cantik dan menarik, menggairahkan menurutku. Riska sebelum bekerja diwarnetku, Ia mengambil jalan pintas dengan melacurkan dirinya.

MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA


Demi meringankan beban orang tuanya yang kurang mampu, Ia berusaha keras membiayai hidup dan kuliahnya sendiri. Karena masih memiliki hati nurani yang baik, Ia sadar dan memutuskan untuk bekerja yang halal. Tetapi pecun tetaplah pecun, meski telah bekerja diwarnetku, Ia sering berpakaian seronok dan menggodaku untuk memenuhi kebutuhannya. Hingga kami besetubuh dan Aku menanggung sebagian biaya hidupnya.

Hari itu Aku sedang mengunjugi warnetku, saat itu jam 10 malam yang jaga OP bernama Erwin. Ketika Aku sibuk menghitung pendapatan hari itu tiba-tiba ada telfon masuk.“Riska?? Ngapain jam segini telfon..” pikirku.
“Halo Riska, da apa?” tanyaku, sambil melangkah keluar warnet
“Mas Rendy..tolongin Riska, besok hari terakhir bayar SPP kuliah. Riska masih belum dapet uang juga sampe sekarang..” Riska menjawab menyerocos.
“Yee..kan minggu kemaren kamu sudah aku kasi buat bayar kost. Udah ga ada uang lagi nih Riska.” Kataku.
“Ga ada yang bisa minjemin lagi Mas. Tolonglah Mas Rendy..penting nih, tar Riska balikin deh kalo uda ada uang..” Riska terus merajuk.
“Huu..gak percaya Aku, Kamu kapan pernah punya uang” Tolakku dengan sedikit menyindir.
“Iiih…Mas Rendy jahat lho. Ya udah Mas Rendy mau minta apa?”
“Mmm..apa yah..hehe, biasa Riska..maen kuda-kudaan..” Jawabku setengah berbisik.
“Huu..dasar, itu mulu yang dipikir. Makanya buruan tu Mba Lola suruh pindah kesini aja. Ya udah, besok malam Mas Rendy ke kost Riska yah. Tapi Aku lagi dapet Mas, jadi tar Riska oral aja yah..” Riska juga menjawab setengah berbisik.

“Huu..pake dapet segala. Tapi ga apa-apa Ris, Anal ja yah? Kan belom pernah” Pintaku.
Riska memiliki pantat yang cukup besar dan padat, terlihat menantang jika Riska mengenakan jeans ketat apalagi hot pants. Ditambah pinggulnya yang lebar dan montok. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya.

“Ga mau! Aku kan belum pernah disodomi Mas, nanti anusku rusak” Riska mengiba.
“Jadi mau bayar SPP ga nih?! Lagian siapa suruh pake dapet. Kalo belum pernah makanya dicoba. Lagian masak Kamu ngelacur ga pake pantat.” Aku jawab dengan sedikit tegas.
“Gak kok Mas, Riska ga pernah maen anal sebelumnya. Cuman Mulut dan memek Aku aja kok yang dipake.” Riska membantah dengan lirih karena sedikit Aku bentak.
“Dasar pecun, makanya lain kali dipake lah itu pantat Kamu punya lobang!! Memek doank yang disodok, pantesan udah longgar gitu.huhh” Makiku.
“Mas, jangan ngomong gitu! Aku udah gak kek gitu lagi kok sekarang” Ujar Riska
“Ya udah, jadi gak nih?!” Aku mulai kesal.
“Iya.jangan marah dong Mas. Ya udah.besok malam yah maennya” Kata Riska dengan lirih.
“Jangan malam Riska, Aku ada acara ma temen-temen. Besok aja, abis Kamu dari kampus, Kita maen di toilet warnet.” Aku jawab dengan antusias sekali.

“Eh..macem-macem aja Mas Rendy ini, Tar ketauan gimana? ” Jawab Riska dengan sedikit cemas.
“Gak lah Riska, tenang aja. Kita maen cepet kok. Yang penting Kamu Jangan ampe bersuara, oke?!”
“Tapi ngocoknya pelan-pelan aja ya Mas, Riska denger disodomi tu sakit Mas”
“Ngocok apaan?! Ngocok arisan..hehe” Jawabku sambil bercanda
“Ya ngocok batangnya Mas Rendy lah di dubur Riska besok, jangan kasar-kasar biar ga lecet Mas” ujar Riska sedikit cemas.
“Iya beres, tapi tar sebelum maen Aku foto Kamu bugil Dulu ya Riska?” Pintaku.
“Tuu.kan nambah lagi! Aku ga mau foto telanjang Mas, kalo ampe kesebar bisa mati Aku dibunuh bapakku. Mas Rendy kan uda pernah liat Riska telanjang, Mas Rendy juga tau setiap bagian tubuhku, Ngapain lah pake difoto segala.” Tolak Riska.
“Ga bakal kemana-mana fotonya Riska.

Lagi pula aku ga pernah sembarangan biarin orang laen pake komputerku. Buat koleksi pribadi aja Riska,janji deh! Kamu sayang kan sama Aku Riska..” Ujarku dengan sedikit nada manja.
“Iya, Aku sayang ma Kamu Mas. Kalo gak, masak Riska mau nyerahin tubuh Riska buat muasin Mas Rendy. Janji yah, foto-foto bugil Riska jangan ampe kesebar.” Akhirnya Riska setuju juga, meski pada awalnya juga Aku yakin Ia pasti mau.
“Janji!!” jawabku tegas. “Hehe..Ga tau Dia, padahal Aku berencana menggunakan foto-foto bugilnya untuk menjadikan Dia budak Seks Aku. Sayang tubuhmu sudah ternoda Riska, kalo gak udah Aku jadikan pacar..hehe. Tapi tubuhnya yang montok lumayan lah buat tempat pembuangan spermaku.” Aku berbicara sendiri didalam hati.
“Heh..malah diem sih Mas”
“Haha..sorry terpana liat bintang di luar ni. Oiya besok pake pakaian sexy yah. biar Aku horny duluan, jadi tar ga kelamaan foreplaynya” Aku terkadang meminta Riska tuk berpakaian Sexy jika sedang jaga di warnet atau jika sedang jalan denganku.

Aku perlahan mengajari dia agar menajadi seorang eksibisionis. Aku sangat terangsang jika melihat Dia memamerkan lekuk tubuhnya yang montok. Aku masuk kembali ke dalam warnet, dan mencuci mukaku. kulihat Erwin sedang asik chatting di mIRC. “Siapa Mas, lama bener” Tanya Erwin.“Temen lama Win. Oke, Aku pulang duluan yah..” Ujarku sambil mengambil kunci mobil. Memang tadi Kami berbicara ditelfon cukup lama, ga terasa ada setengah jam lebih. Aku bergegas ke ATM dan mentransfer sejumlah uang ke rekening Riska. Jam menunjukkan pukul 11.25 siang. Tapi Riska belom datang juga, mana udah ngantuk banget. Disebelahku ada Renny, yang jadi partner jaga Riska. Dia sedang asik maen game dari pagi tadi, jadi Aku pikir ga akan ganggu rencanaku.


Beberapa menit kemudian akhirnya Riska datang dengan tergopoh-gopoh membawa stop map yang berisi kertas-kertas. Keringatnya bercucuran di dahinya. Mejayes

“Sori lama Mas, dosenku rapat. Ni Aku bawakan gorengan.” Riska menaruh sebungkus gorengan di meja, lalu Ia melepas jaketnya.“Asik..pas banged laper,hehe” Kata Renny yang langsung menyerobot bungkusan gorengan. Dibalik jaketnya, Riska mengenakan kemeja putih lengan pendek dengan bagian kerah yang terbuka cukup lebar. Riska tidak mengancingkan bagian atasnya, sehingga buah dada bagian atasnya terlihat menyembul walau tidak terlalu terbuka sekali. Rupanya Riska sengaja memakai push-up Bra untuk mengangkat payudaranya.

Rok hitam selutut yang Dia kenakan juga memiliki belahan samping kanan yang cukup tinggi, jika Riska duduk sambil menyilang kaki, pasti Paha Kanan Riska terekspos jelas. Aku memperhatikan belahan buah dadanya yang ranum menyembul, sambil sekali melihat wajahnya dan tersenyum puas. Riska pun melirikku sambil tersenyum. “Riska, seksi amat.” Kata Renny sambil melotot.“Haha.tinggal ini pakaianku nih” Riska menjawab sekenanya.

“Ehemm…” Aku pura-pura batuk sambil melirik Riska. Riska yang tau maksudku akhirnya bergegas menuju ke toilet warnet yang letaknya di Ujung belakang warnet.

Lendir Meki Kebetulan ada 2 toilet di warnet ini, jadi Aku juga bisa kebelakang setelah Riska.“Ren Aku ke toilet dulu ya, mules nih..” Kata Riska sambil berlalu.“Ya, jangan lupa disiram loh..” Renny menjawab dengan diselingi canda. 20 detik kemudian Aku juga berpamitan ke belakang “Duh..Aku juga mules nih..” Kataku sambil berlari kecil ke Toilet.

“Loh..koq pada mules semua sih!!” Ujar Renny sambil terus asik bermain game disambil melahap gorengannya. Sampai di toilet Aku mengetuk sekali pintu toilet wanita. Begitu terbuka, Aku langsung masuk. Di dalam, Riska sedang mencuci muka. Aku buru-buru melepas resleting celanaku juga celana dalamku dan memelorotkannya sampai kemata kaki.Riska juga mengangkat rok hitamnya ke atas sampai ke pinggangnya, dan memelorotkan celana dalamnya hingga turun ke mata kaki. Riska juga membuka kancing kemeja bagian atas hingga perut, kemudian mengeluarkan dua bongkahan buah dadanya dari Branya hingga kedua payudara Riska terangkat karena terjepit Branya dari bagian bawah. Puting susunya yang berwarna coklat kemerahan terlihat jelas, bentuknya cukup besar dan melebar karena Riska pernah hamil sebelumnya oleh Pak Edo  penjaga kostnya.

Hal itu terjadi sewaktu Pak Edo meminta Riska melayaninya, padahal Riska saat itu dalam kondisi kelelahan karena seharian dikampus kemudian bekerja. Tapi mau gak mau Riska tetap melayani nafsu Mang Edo karna terus dipaksa, hingga akhirnya Riska pingsan dan Mang Edo mengeluarkan benih-benihnya didalam rahimnya tanpa sepengetahuan Riska. Riska baru sadar jika mengandung benih haram Bang Edo saat usia kandungan menginjak 3bulan, dan akhirnya Riska menggugurkan kandungannya.

Sejak saat itu Riska nggak pernah mau lagi melayani nafsu penjaga kostnya itu. Kemudian Aku mengeluarkan HPku yang berkamera dan mulai mengabadikan bagian-bagian pribadi tubuh Riska. Raut muka Riska terlihat muram ketika aku memoto bagian wajahnya hingga dadanya yang terekspos jelas di depan kamera HP ku, seakan tidak rela bagian tubuhnya yang paling pribadi di abadikan olehku. BandarQ Online 

“Mas jangan memek Aku.lagi dapet nih, jijk ah” Riska mengiba sambil berusaha menutupi daerah kewanitaannya dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya berusaha menjauhkan HPku ketika aku akan mengambil foto kemaluannya.

“Gapapa Riska, Aku malah pengen punya foto memek Kamu yang lagi ngeluarin darah gitu..hehe” Aku terus berusaha memotretnya.

“Mas Rendyyy. Gak mau Riska, pliss besok kalo uda bersih baru Kamu foto. Ntar janji deh Aku buka memekku selebar-lebarnya tuk Kamu ambil fotonya, Sebanyak yang Kamu mau Mas.” Riska terus memohon.

“Ya deh. Oke Riska. Sekarang Kamu balik badan, buka kaki lebar-lebar terus buka belahan pantat Kamu Riska pake kedua tangan mu, Aku mau ambil foto pantat ma anus Kamu yang masi rapet ini Riska sebelum Aku jebol.Hihihihi” Tawaku pelan.

“Yee.apaan sih Mas, ya udah nih.” Riska kemudian melakukan seperti yang aku minta, kedua tangannya kebelakang meremas kedua bogkahan pantatnya dan menariknya ke arah berlawanan hingga terlihat anusnya dengan sangat jelas.

Lalu Aku mulai mengabadikan bagian lubang pengeluaran Riska yang coklat kemerahan itu sampai puas. “Mas, Aku lupa bawa pelumas..” Kata Riska, yang harusnya Dia membawa body lotion untuk pelumas anal.“Isep dulu Riska..pake liur Kamu aja” Kataku sambil menarik kepala Riska ke penisku, hingga Riska terpaksa jongkok.“Hmhh..umm..eehhmm…” Hanya suara itu yang keluar dari mulut Riska ketika penisku yang sudah tegang dari tadi memenuhi rongga mulutnya. Tak lupa Aku segera merekam adegan Riska mengoral penisku dengan kamera HPku. Bibir merahnya yang tebal terasa sangat nikmat sekali menyelimuti penisku. Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Penisku rasanya basah sekali. Terasa hangat didalam mulut Riska.

Air liur Riska menetes-netes disela-sela bibir dan batang penisku, rupanya Riska ingin penisku sebasah mungkin agar mudah memasuki liang anusnya. Kepala Riska maju mundur mengocok batang kejantananku dengan bibirnya yang tebal, tangan kirinya memegangi batangku sedang tangan kanannya menelusup di balik kaosku memainkan puting susuku. “Ooh…enak Riska” Aku melenguh pelan. 2 menit kemudian, Aku angkat kepala Riska dan kulumat sebentar bibirnya yang penuh liur itu, lalu kubalik tubuhnya hingga Ia menunduk berpegangan pada pinggir bak mandi.

Aku elus-elus bongkahan pantat Riska yang putih montok itu, terasa mulus sekali. Sambil Aku keluar masukkan jari-jariku membukai anusnya yang sempit dan Aku ludahi beberapa kali. Aku remas-remas juga paha gempalnya yang tak kalah mulus terlihat putih menggairahkan.

Baca Juga : Nikmatnya Tubuh Venti Anak Tetanggaku

Kulit Riska memang agak coklat, tapi bagian dalam tubuhnya terlihat lebih putih.“Uuh.” Riska melenguh pelan saat Aku tempelkan ujung penisku di anusnya, sambil Aku gesek-gesek dan kudorong perlahan hingga memasuki pantatnya.
“Egghhh. hmmphh. pelan Mas.” Kata Riska lirih sambil menahan sakit pada lobang pengeluarannya.
“uugghhh…sempit banged Riska!” Bisikku ketika seluruh batang penisku tenggelam di dalam lobang pantat Riska.
“Oo..oo..ohh…” Riska megap-megap seperti orang yang kesulitan bernafas. Bibirnya membentuk huruf ‘O’ dengan kepala menengadah ke atas.
“Riska..duburmu enak banget…ooh..hangat Riska” Aku meracau sambil mulai mengeluar-masukkan penisku, kedua tanganku mantab mencengkeram pinggul Riska yang empuk.

Gerakan pinggulku semakin cepat namun teratur, penisku dengan cepat keluar-masuk menjelajahi lorong anus Riska.“Shhh.ooh.sakitt Mas.udah ajaah.eghh.keluarin pliss.” Erang Riska“Bentar Ris, baru enak nih.” Ujarku sambil mempercepat kocokan penisku di duburnya.“Aaahhh…aaahhh…aaooww…aa hhh…” desahan Riska seirama bersamaan hentakan-hentakan liar pinggulku yang menghimpit tubuh Riska yang mengejang kesakitan. Daftar Mejaqq

Tubuh Riska terguncang-guncang, naik turun, kepalanya mengeleng ke kiri-kanan sambil terus mengerang kesakitan menahan gempuran penisku terhadap saluran pengeluarannya. Rambutnya yang panjang itu kemudian kujambak sehingga ia mendongak ke atas sambil terus mengerang tertahan. Bunyi buah pantatnya yang beradu dengan pahaku semakin keras. Rambutnya semakin keras kutarik sehingga ia semakin mendongak dengan mulut menganga.

Pantatnya melengkung ke atas dan buah dadanya yang besar itu berguncang-guncang, seirama dengan gerakan pantatku.“Ah..ahh..eeghh…sumpah Mas Aku ga kuat..perih banget!!!” Tubuh Riska mulai limbung, kakinya lemas seperti tidak bertenaga lagi. Kedua tanganku yang sebelumnya berpegangan pada pinggul Riska, kini menelusup masuk ke balik kemeja dan Branya mencengkeram erat kedua buah payudaranya untuk menahan tubuh Riska dan mulai meremas-remasnya.“Uhuu..hu..hu..sakiit Mas..hik..hiks..udaah..ampuun Mas” Riska mulai menangis, wajahnya memerah, matanya memandangku penuh iba, air matanya mengalir deras, air liurnya pun ikut menetes.

Aku berpikir pasti Riska merasakan sakit yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya selama hidupnya.“Tahan ya Riska, bentar lagi keluar kok. Kamu sayang kan ma Aku..?” Aku berbisik di telinganya sambil mengecup punggungnya. Tanganku yang masih di buah dadanya mulai memilin-milin puting susu Riska.“Eeeghh..ii..iya..sayang lah…sshh..Mas Rendy sayang juga kan sama Riska?” Riska berkata dengan terisak lirih, dengan tubuh yang tergoncang-goncang akibat gempuran Penisku pada duburnya.“Uhh…ooh…” Aku mempercepat kocokan penisku tanpa menjawab pertanyaan Riska. Aku genjot pantatnya dengan kasar dan brutal. Rasanya nikmat sekali.

Payudara Riska juga Aku remas dengan sekuat tenaga.“Arrrggh…arggghhhh….” Riska menjerit tertahan, Ia kembali menangis histeris. Penderitaan yang sangat hebat dirasakannya, Ia menahan rasa sakit yang luar biasa di bagian pantat dan payudaranya Juga berusaha menahan suaranya agar tidak keluar. Tapi suara erangan dan tangisan kesakitan Riska keluar juga, untung Riska masi bisa menjaga agar tidak terlalu keras. Lagi pula Renny menyetel musik dengan volume yang kencang. Setelah kurang lebih 10menit, Aku tak bisa menahan lagi. Kenikmatan yang kuperoleh dari pantat juga sudah sangat luar biasa hebatnya. Rongga dubur Riska makin lama makin terasa panas, jepitannya tetap erat mencengkeram batang penisku.

Cerita Dewasa Hingga akhirnya Aku mencapai orgasmeku…” Aku keluar Riska..ohh..ooh..oooohhh….uuuuu ggghhh….uuuuggghh!!” Aku mengerang tertahan sambil kedua tanganku mencengkram erat buah dada Riska, kuhujamkan penisku sedalam mungkin di anusnya dan ku keluarkan air maniku sebanyak-banyaknya hingga memenuhi rongga duburnya Riska.“Eeeeghhh…hmppphh” Riska menjerit tertahan dengan mengigit bibir bawahnya. Ketika kucabut penisku lelehan sperma bercampur darah keluar dari lobang pengeluaran Riska, sepertinya dubur Riska menderita lecet-lecet. Kubasuh penisku yang juga belumuran darah dan sedikit kotoran dari dalam pantat Riska. Buru-buru Kukenakan celanaku.

Sedang Riska masi menangis terisak menahan rasa sakit dan perih yang masih mendera pantatnya. Seluruh tubuhnya menggigil, kakinya gemetaran seakan tidak kuat berdiri lagi. “Riska..thanks ya. Ayo buruan beresin, tar Renny curiga” Sambil Kukecup bibirnya yang masi meneteskan liur, lalu Aku keluar mengendap dengan hati-hati agar tidak diketahui orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman