Cerita Dewasa Bercinta Dengan 3 Temanku - Lendir Meki
Responsive Ads Here

Breaking

Home Top Ad

 


Post Top Ad

MejaQQ

Selasa, 22 September 2020

Cerita Dewasa Bercinta Dengan 3 Temanku

Mejaqq  :  Pengalaman terjadi ketika saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Krisna. Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.


MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA

Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup baik. Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin.

Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal. Saya, Vika, Silvi, dan Jessy memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B.

Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jessy dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota. Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana. Sekalian liburan kata kami. Mejayes

Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar. “Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku. “Krisna, kamu tidur di sofa aja yah!

Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Silvi. “Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..” kata Jessy sambil mendorong diriku ke arah sofa. Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan.

Lendir Meki Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Vika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B. Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda. Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya.

Vika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Vika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya.

Senyumnya manis sekali. Silvi: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Vika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik? Jessy: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi.

Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jessy. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan. Jessy : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.” Silvi : “Kita main kartu aja yuk” Krisna : “Memangnya bawa?” Silvi : “Bbawa kok. Vika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja.

Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” Kami pun bermain selama satu jam ketika Silvi menyeletuk. Silvi : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?” Krisna : “Maksud kamu, Sil?” Silvi : “Strip poker !!” “Gila kamu, Sil!” Silvi : “Kaga berani?” Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Silvi. Jessy : “Siapa takut? Berani kok walau ada Krisna!” Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.

Silvi : “Berani tidak, Kris? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang. Krisna : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!” Silvi : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?”

Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata. Krisna : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Sil?” Silvi : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua setuju.

Krisna : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?” Silvi : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!” Jessy: “Ok deh. Tapi kasihan Krisna dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” Silvi : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”

Silvi langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jessy. BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa bersama. Silvi : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Kris?

Kita masing-masing cuma punya 3 modal.” Krisna : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?” Silvi : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!” Krisna : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!” Silvi : “Banyak nanya yah kamu, Kris! Gimana Jes?”

Jessy : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!” Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!” Silvi : “Ih kamu, Kris…. Mau dong!!”

Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!” Jessy dan Silvi tertawa terbahak-bahak. Silvi : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Kris? Saya hisap tititnya yah!!” Jessy : “Wah saya juga mau hisap titit Krisna!” Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. BandarQ Online

Jessy segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Jessy hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Silvi. Silvi :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Krisna, mau suruh Jessy buka apa?” Wow, thanks Silvi! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jessy akan terbuka.

Krisna : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” Jessy dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata. Silvi : “Jes.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” Silvi menggaet tangan penutup payudara dengan segera.

Jessy sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jessy tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah. Jessy : “Kris, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.” Jessy dan Silvi tertawa.

Ini membuat Jessy jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan.

Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Silvi, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat. Silvi : “Wah sudah keras yah, Kris! Bagus lho bentuknya!” Krisna : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!”

Rupa-rupanya Silvi sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya. Dengan gemas Silvi mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Silvi yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya. “Ahh.. Enak banget, Kris! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara Silvi, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya.

Baca Juga : Cerita Dewasa Vina Pegawai Asuransi

Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Silvi membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Silvi, langsung disambut Jessy dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku. Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit. Silvi melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jessy kembali mengulum tititku.

Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Silvi. Basah. Licin. Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Silvi pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Jessy yang melihat Silvi mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku.

Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Jessy yang juga sudah sangat basah. Tangan kiri di vagina Jessy, tangan kanan di vagina Silvi. Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jessy dan Silvi blingsatan dibuatnya.

Jessy berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Silvi menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam.

Aku menghampiri Silvi dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Silvi. Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini.

Silvi yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan. Silvi semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Kris” “Terus Kris… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu Kris!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Kris… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Kris..”

“Serius lu, Sil? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” “Iya, Kris… Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Silvi. “Oww.. pelan-pelan Kris.. Sakit tahu!!” “Ok, Sil.. gue pelan-pelan nih” Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Silvi. Terasa mentok.

Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah? “Sil, udah masuk belom sih?” Silvi yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.” “Lu yakin, Sil? Kayaknya lu kesakitan gitu.” “Terus aja, Kris. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.” “Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Silvi, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya. Daftar Mejaqq

“Wah.. Silvi… kayaknya titit gue dah masuk semua nih” “Iya.. Kris…” sambil menahan sakit “diam dulu, Kris.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Silvi. Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Silvi pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya.

“Pelan-pelan yah Kris… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu” Jessy yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?” Jessy pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama. “Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Silvi, Kris!” “Iya Jes.. Enak banget vagina Silvi.. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku.

Silvi pun semakin mendesah menggila. “Ahhh… Ohhh…Ahhh…Ohhh…Kris.. gue mau sampe lagi nih” “Barengan Sil.. gue juga mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi. “Ayo.. Kris… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan spermaku ke rahim Silvi.

Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Silvi. Jessy yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut.

Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan- hisapan Jessy. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali. “Kris, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.” “Iya, Jess.” Jessy pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku. “Enak banget, Jess”

Cerita Dewasa - Goyangan lembut Jessy membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Jessy merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d.

Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Silvi. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan tititku ke vaginanya. “Kris, jangan dimasukkin yah!” “Kenapa jess? Sudah tidak tahan nih”

“Jangan Kris… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jessy. “Ah… iya Kris.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Jessy mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya.

Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jessy. “OOhhhh… AHhhhh..enak Kris… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.” Jessy mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali.

Aku melihat Jessy mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jessy cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jessy. Silvi yang telah cukup beristirahat dan melihat Jessy telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan.

Tititku yang masih belum puas dengan Jessy membuat otakku segera beralih ke Silvi dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Silvi. Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Silvi. Dengan segera kubalikkan Silvi dan kucoba Doggy style di sebelah Jessy yang masih terbaring lemas. Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat..

Walaupun Silvi yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jessy. Jessy membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jessy, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Silvi, dan Jessy tersenyum kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Jessy sambil semakin keras menyodok Silvi.

Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Silvi tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Silvi bisa menikmati orgasmenya. Jessy bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku. “Hisap Kris! Biar lu tambah seru!”

Ah.. nikmatnya tetek Jessy.. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Jessy yang nikmat, goyanganku ke Silvi semakin bertambah cepat. “Gila lu Kris, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Silvi pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jessy sambil doggy ke Silvi dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku.

“Kris enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Silvi sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jessy.

“Enak yah Kris, isap tetek gue dan ngentot-in Silvi” “Iya Jess! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Kris, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu” timpal Silvi. Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jessy. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jessy di kananku, Silvi di kiriku. ****** Tok tok tok..

Pintu kamar hotel diketuk. Silvi yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Vika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya. “Eh.. Vika” Silvi panik “Bokap Nyokap lu mana?” “Tenang Silvi, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.” “Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.” “Memangnya kenapa Sil? Eh… lu kok kaga pake BH?” “Itu dia Vik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?”

“Gue kasih perawan gue ke Krisna!!” “Haahh?? Yang bener lu? Jessy juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Krisna!!” “Jessy belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Krisna, cuma belum dimasukin aja.” “Gue jadi horny nih, Sil. Krisna di mana? Mau gak yah dia?” “Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak.” “Hahahaha…bener juga lu!” “Tuh lihat, Vika.

Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.” “Jessy mana, Sil? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Krisna aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.” Vika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa.

Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Silvi atau Jessy sedang mengulum si junior. “Hah? Vika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak? “mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Vika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya.

“Hahahaha” Silvi tertawa geli. “Lanjutin aja Vik, si Krisna kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jessy yang mendengar tertawanya Silvi, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Vika sedang mengulum tongkat kenikmatanku. “Eh.. Vika… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jessy dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Jessy keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Jessy memang luar biasa.

Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu. “Krisna.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Vika dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Sil?” “Iya Jess.. Ayo Kris.. Puasin Vika.. Perkosa dia.. hahahaha..” “Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Vika. Mendengar jawaban Vika, aku segera beraksi.

Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Vika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Vika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Vika aku pijat dan remas-remas halus. Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas.

Pentil yang bagus dan segera kulumat. “Ohh.. enak banget Kris.. terus Kris….aahhh.. ahhh..” Vika meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Vika. Wow.. ternyata Vika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat.

Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang. Tapi Jessy punya lebih wangi. Ah.. Jessy lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Jessy dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Vika sambil terus melihat Jessy. Jessy pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain.

“ Ohh…oohhh… enak banget Kris.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..” “Suruh Krisna ngentotin elu, Vik… Pelan-pelan yah Kris.. Kemaren gue cukup sakit lho” Silvi menghangatkan suasana. “Iya Kris.. masukin dong buruan.” “Yakin lu, Vik?” Aku bertanya kepada Vika tetapi tatapanku kembali ke Jessy. Jessy pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Vika.

Vagina Vika terlihat sangat imut, karena memang Vika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Vika. Vika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.

“Siap Vika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jessy dan Jessy pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis. “Iya Kris.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Vika sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Vika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah. Vika menitikkan air mata menahan sakit. “Lanjut Vik?” “Iya Kris. Dah mulai terbiasa nih.

Rasanya penuh banget vagina gue” Proses menyetubuhi Vika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar… masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Vika semakin basah. “Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Vika semakin larut dalam kenikmatan. “Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Kris.. yang cepat.. Kris!” Kuturuti kemauannya.

Semakin cepat aku menggoyang Vika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang. “Bareng yah Vika.. gue juga dah mau nyemprot..” “Ayo Kris.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Vika memeras semua sperma yang ada di tititku. Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Vika dan Silvi terlihat bersebelahan.

Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Jessy menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jessy tahu karena dia bilang, “Tidak apa-apa Kris. Kita semua memang ingin menikmati titit lu.” dan kemudian dia menciumku lagi.

Ciuman yang penuh mesra. Silvi mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jessy mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Silvi terus menikmati permainannya di bawah. Jessy menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jessy. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik.

Jessy tetap hanya meminta digesek-gesek saja. Silvi dan Vika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga.

Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut. Dengan Jessy, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Vika dan Silvi, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin.

Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Silvi bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Vika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Jessy akhirnya menjadi isteriku. Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Jessy sering mengundang Silvi dan Vika untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Silvi dan Vika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman